Beranda | Artikel
Sedekah Termudah dan Terbaik Syaikh Ashim al-Qaryuti #NasehatUlama
Sabtu, 22 Oktober 2022

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Disebutkan dalam Sahih Imam Bukhari dari Abu Hurairah,
Sang Perawi Umat Islam, semoga Allah meridainya, beliau mengatakan
bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh, ada seseorang melihat seekor anjing menjilati tanah karena kehausan.

Lantas dia melepas sepatunya,
lalu mulai menciduki air dengannya untuk anjing tersebut hingga hilang dahaganya.

Allah kemudian berterima kasih kepadanya dan memasukkannya ke dalam surga.”
Disebutkan dalam Sahih Bukhari
bahwa seorang pelacur diampuni dosanya karena mendapati seekor anjing
yang menjulurkan lidahnya di atas sebuah sumur.

Perawi berkata, “Anjing itu hampir mati kehausan,
lalu dia melepas sepatunya dan mengikatnya dengan kain penutup kepalanya,
kemudian mengambilkan air untuknya.
Lalu dia diampuni karena hal itu.”

Hadis yang agung ini menunjukkan kepada kita keagungan memberi minum.
Jika demikian pahala dan ganjaran bagi orang yang memberi minum seekor anjing,
lalu apatah dengan orang yang memberi minum seorang muslim?

Oleh karena itu, Ibnu Abbas—semoga Allah meridainya—pernah ditanya,
“Sedekah apa yang paling utama?”
Dia menjawab, “Air.”

Tidakkah Anda mengetahui bagaimana penghuni neraka ketika meminta tolong kepada penghuni surga?
“Berilah sedikit air kepada kami
atau apa saja yang Allah rezekikan kepada kalian.” (QS. Al-A’raf: 50)

Itulah sebabnya Imam al-Qurtubi mengatakan tentang ayat ini
bahwa ini adalah dalil yang menunjukkan bahwa memberi minum termasuk amal terbaik.
Ada riwayat dari sebagian Salaf
bahwa barang siapa yang banyak dosanya, hendaknya dia memberi air minum.

Jadi, kita harus berusaha mengamalkan amal mulia ini,
apalagi di saat musim-musim panas
di mana manusia menderita karena panas terik yang menyengat,
sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dalam kitab Sahih
dalam sabda beliau, “Neraka mengeluhkan dirinya kepada Tuhannya.

Maka Allah mengizinkannya untuk berhembus dua kali.
Satu kali hembusan pada saat musim panas dan hembusan lain di musim dingin.
Jadi, hawa yang paling panas yang kalian rasakan adalah akibat hembusan panasnya.
Sedangkan hawa yang paling dingin yang kalian rasakan adalah akibat hembusan dinginnya.” (HR. Bukhari)

Hadis tentang keutamaan memberi minum ini menunjukkan pentingnya hal tersebut,
maka kita harus memperhatikan hal ini di waktu-waktu ini,
yakni saat musim panas ini, untuk memperhatikan para pekerja
yang bekerja di jalan-jalan dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan menggali sumur bagi mereka yang menderita kekurangan air,
atau tidak mendapati air, atau jauh dari sumber air,
atau ketiadaan sumber air yang bersih di daerah mereka.

Semua itu termasuk amalan yang agung
untuk mendekatkan diri kepada Allah ʿAzza wa Jalla.
Semoga Allah memberi kita taufik untuk melakukan amal saleh,
dan menerimanya dari kita, dan segala puji hanya bagi Allah di awal dan di akhir.

======

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

فِي صَحِيحِ الْإِمَامِ الْبُخَارِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ

رَاوِيَةِ الْإِسْلَامِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

أَنَّ رَجُلًا رَأَى كَلْبًا يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ

فَأَخَذَ الرَّجُلُ خُفَّهُ

فَجَعَلَ يَغْرِفُ لَهُ بِهِ حتَّى أَرْوَاهُ

فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ

وَفِي الْبُخَارِيِّ

غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ

عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ

قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ

فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا

فَنَزَعَتْ لَهُ مِنَ الْمَاءِ

فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ

هَذَا الْحَدِيثُ الْعَظِيمُ يَدُلُّنَا عَلَى عِظَمِ السُّقْيَا

وَإِذَا كَانَ هَذَا أَجْرُ وَثَوَابُ مَنْ سَقَى كَلْبًا

فَكَيْفَ بِمَنْ سَقَى إِنْسَانًا مُسْلِمًا؟

وَلِذَا سُئِلَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا

أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟

فَقَالَ: الْمَاءُ

أَلَمْ تَرَوا إِلَى أَهْلِ النَّارِ حِينَ اسْتَغَاثُوا بِأَهْلِ الْجَنَّةِ

أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ

أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ

وَلِذَا ذَكَرَ الْإِمَامُ الْقُرْطُبِيُّ فِي هَذِهِ الْآيَةِ

أَنَّهَا دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ سُقْيَا الْمَاءِ مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ

وَقَدْ جَاءَ عَنْ بَعْضِ السَّلَفِ

أَنَّهُ مَنْ كَثُرَتْ ذُنُوبُهُ فَعَلَيْهِ بِسُقْيَا الْمَاءِ

حَرِيٌّ بِنَا أَنْ نَحْرِصَ عَلَى هَذَا الْعَمَلِ الْعَظِيمِ

وَلَا سِيَّمَا فِي أَوْقَاتِ الْحَرِّ

الَّتِي يُعَانِي النَّاسُ مِنْهَا مِنْ حَرٍّ شَدِيدٍ عَظِيمٍ

وَكَمَا ثَبَتَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّحِيحِ

فِي قَوْلِهِ اشْتَكَتِ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا

فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ

نَفَسٍ فِي الصَّيْفِ وَنَفَسٍ فِي الشِّتَاءِ

فَإِنَّ أَشَدَّ مَا تَجِدُونَ مِنَ الْحَرِّ مِنْ حَرِّهَا

وَأَشَدَّ مَا تَجِدُونَ مِنَ الْبَرْدِ مِنْ زَمْهَرِيرِهَا

وَهَذَا الْحَدِيثُ فِي فَضْلِ السُّقْيَا يَدُلُّنَا عَلَى أَهَمِّيَّةِ ذَلِكَ

فَحَرِيٌّ بِنَا أَنْ نُرَاعِيَ هَذَا فِي هَذِهِ الْمَوَاسِمِ

مَوَاسِمِ الصَّيْفِ بِمُرَاعَاةِ الْعُمَّالِ

الَّذِينَ يَعْمَلُونَ بِالطُّرُقَاتِ وَغَيْرِ ذَلِكَ

وَكَذَا بِحَفْرِ الْآبَارِ لِمَنْ يُعَانُونَ مِنْ قِلَّةِ الْمَاءِ

أَوْ عَدَمِ وُجُودِهِ أَوِ الْبُعْدِ عَنْهُ

وَعَدَمِ وُجُودِ الْمَاءِ الصَّافِيِّ عِنْدَهُمْ

كُلُّ ذَلِكَ مِنَ الْأَعْمَالِ الْعَظِيمَةِ

الَّتِي يُتَقَرَّبُ فِيهَا إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

وَفَّقَنَا اللهُ لِلصَّالِحَاتِ مِنْ أَعْمَالِنَا

وَتَقَبَّلَهَا مِنَّا وَالْحَمْدُ لِلهِ أَوَّلًا وَآخِرًا


Artikel asli: https://nasehat.net/sedekah-termudah-terbaik-syaikh-ashim-al-qaryuti-nasehatulama/